FAKTA.CO – Kasus yang menimpa penyidik KPK, Novel Baswedan yang di siram air keras oleh dua orang yang tak di kenal saat sepulang Novel dari shalat subuh di kompeks perumahan dia tinggal menjadi perbincangan masyarakat Indonesia.
Jutaan orang mengecam aksi brutal terhadap mantan anggota Polri yang kini berkarya di KPK tersebut. Dan, sejak beberapa tahun lalu, nama Novel Baswedan memang menjadi pembicaraan di mana-mana. Ini di karenakan kasus yang dia tangani di KPK merupakan kasus-kasus besar yang melibatkan petinggi-petinggi negeri ini.
Berikut sekelumit profil Novel Baswedan yang disari FAKTA.CO dari berbagai sumber.
Memang tak banyak yang tahu, bahwa Novel Baswedan adalah cucu pendiri Republik ini, Abdurrahman Baswedan. AR Baswedan–demikian ia biasa disapa–adalah jurnalis, salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia, AR Baswedan diplomat dan juga sastrawan Indonesia, seperti dikutip dari http://biografiparatokohdunia.blogspot.co.id
AR Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), dan Anggota Dewan Konstituante. Tak kalah penting, AR Baswedan adalah salah satu diplomat pertama Indonesia yang turut berperan mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia, yaitu dari Mesir.
Novel Basweda adalah penyidik yang berperan penting dalam mengungkap kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian SIM Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. Dia juga yang menyidik skandal korupsi yang melibatkan mantan Bendahara Partai Demokrat, M. Nazaruddin, yang kemudian menyeret banyak tokoh penting di Republik.
Serta patut dicatat, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, itu juga adalah salah satu dari lima penyidik yang memilih bertahan di KPK, saat Polri memutuskan menarik 15 penyidiknya yang diperbantukan di KPK.
Novel Baswedan adalah perwira lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1998, pernah bertugas di Polres Bengkulu pada 1999-2005. Pada tahun 2004, terjadi kasus penembakan terhadap enam pencuri sarang burung walet di Bengkulu. Kala itu Novel menjabat Kasatserse Polres Bengkulu. Salah seorang di antara enam tersangka itu akhirnya tewas. Setahun kemudian, Novel ditarik ke Jakarta dan ditugaskan sebagai penyidik KPK dari unsur Polri.
Biodata dan Profil Novel Baswedan
Tanggal Lahir : 1977
Tempat lahir : Semarang, Jawa Tengah
Karir
1998 : Lulus Akademi Polisi
1999-2005 : Polres Bengkulu
2007 : Penyidik KPK
Kepala sekolah SMAN 2 Semarang saat ini, Hari Waluyo mengatakan, nama Novel memang terdaftar dalam buku induk sekolah dengan nomor induk 924756. Sementara data keluarga dan alamat pun sesuai dengan yang sudah ada, meski demikian dalam catatan sekolah nama penyidik KPK tersebut hanya ditulis Novel tanpa ada nama keluarga Baswedan.
“Namanya hanya Novel, kelahiran 20 Juni 1977 dan tinggal di Jl Raden Patah kampung Sumur Umbul,” kata Hari sambil menunjukkan buku induk di ruang rapat kepala sekolah di SMAN 2 Semarang, Jl Sendangguwo, Senin (8/10/2012).
Kelebihan akademis Novel semasa sekolah di SMAN 2 Semarang ada pada mata pelajaran Fisika. Saat itu ia diajar oleh Sumarno sebagai guru Fisika. Sumarno menceritakan, walaupun tidak terlalu menonjol, rata-rata nilai pelajaran Novel cukup bagus.
“Yang saya ingat itu anaknya halus, pendiam, sederhana, saat itu tidak terlalu kocak juga, tidak menonjol, pembawaan kalem, rata-rata nilai bagus,” kata Sumarno.(ono)
Discussion about this post