Oleh : Kemas PIrdaus, SH
Dewan Penasehat KAHMI Muaro Jambi
Jambi, fakta.co – A.A.D.O bukanlah kelanjutan sekual dari film A.A.D.C (ada apa dengan cinta) I dan A.A.D.C (ada apa dengan cinta) II, yang mengisahkan drama romantis antara CInta dan Rangga. A.A.D.O yang penulis sampaikan adalah ADA APA DENGAN OPLET. Kisah tentang Oplet di Kota Jambi menjadi sangat menarik untuk dibahas. Apalagi pada saat Acara Debat Calon Walikota Jambi pada tanggal 3 November 2024 yang lalu tidak ada satupun Calon Walikota yang membahas mengenai Oplet di Kota Jambi.
Ada Apa Dengan Oplet (AADO) layak untuk dimunculkan karena Oplet merupakan sarana angkutan massal di Kota Jambi yang telah menyimpan begitu banyak cerita. Oplet bagi Kota Jambi tidak hanya berguna untuk memindahkan banyak orang dari satu tempat ke tempat lain tetapi juga merupakan suatu bentuk cerminan representasi dari dinamika sosial dan ekonomi dari masa ke masa.
Puncak kejayaan oplet di Kota Jambi memang telah berlalu. Penulis mencatat masa kejayaan oplet di Kota Jambi adalah dibawah tahun 2000an. Pada saat itu terminal rawasari masih sangat ramai. Warung-warung makan disekitaran terminal juga ramai oleh sopir dan para penumpang baik untuk makan maupun hanya untuk sekedar melepas lelah.
Ada Apa Dengan Oplet ? di Kota Jambi bukanlah pertanyaan yang sederhana untuk dijawab. Kisah Oplet di Kota Jambi tengah menghadapi masa transisi yang genting. Walikota Jambi yang baru harus memikirkan perjalanan oplet selanjutnya. Apakah oplet di Kota Jambi akan disuntik mati ataukah akan diintegrasikan dengan jenis moda angkutan massal lainnya.
Pada saat Acara debat calon walikota jambi kemaren, tidak ada satupun calon walikota yang secara serius membahas kelanjutan oplet dan pembicaraan tentang pembenahan Transportasi Publik di Kota Jambi. Masalah transportasi publik cenderung menghilang dan timpa oleh program-program lainnya. Padahal salah satu syarat Kota Jambi menjadi Kota Besar yang maju adalah adanya transportasi publik yang baik. Oplet hanyalah bagian kecil dari manajemen transportasi publik di Kota Jambi.
Ditengah gempuran banyaknya transportasi online. Permasalahan terkait transportasi publik akan selalu vital.
Transportasi pubilk Kota Jambi pada Oktober 2019 seakan mendapatkan angin segar yaitu dengan keluarnya Bus Koja Trans yang biasa disapa Bus Tayo. Bus Koja Trans sempat menjadi primadona. Bahkan dalam 1 hari pernah dimanfaatkan oleh 2000 pengguna. Tetapi Bus Koja Trans hanya tinggal cerita bahkan di tahun 2020 Bus Koja Trans sudah mulai menghilang. Hambatan biaya operasional ditengarai menjadi penyebab utama menghilangnya Bus Koja Trans.
Calon Walikota Jambi ke depan harus mampu membenahi sektor transportasi umum di Kota Jambi. Rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan transportasi publik, rendahnya jangkauan transportasi publik dan tingginya biaya transportasi publik adalah sedikit dari sekian banyak permasalahan yang dimiliki oleh sektor transportasi umu di Kota Jambi. Ditambah lagi persaingan dari transportasi online yang marak saat ini.
Transportasi umum di Kota Jambi diharapkan memenuhi 3 (tiga) kriteria yaitu adanya integrasi, peningkatan jangkauan pengguna dan peningkatan jumlah pengguna kendaraan umum.
Integrasi dimaksud disini adalah adanya keterpaduan dari berbagai jenis moda transportasi publik di Kota Jambi. Integrasi moda transportasi di Kota Jambi dapat meliputi banyak aspek seperti rute, sistem pembayaran dan serta manajemen, yang bermuara pada kenyamanan dan kemudahan bagi para pengguna.
Dalam kasus di Kota Jambi ke depan, transportasi umum harus mampu mengintegrasikan antara angkut oplet, pangkalan ojek yang banyak terdapat didaerah ujung-ujung Kota Jambi yang berbatas dengan muaro jambi dan bahkan angkutan penyeberangan sungai batang hari yaitu ketek. Dengan berbagai bentuk kajian yang ada kiranya Kota Jambi kedepan harus mampu mengganti oplet yang saat ini melayani rute utama dengan bus kecil seperti halnya Bus Koja Trans dahulu. Sementara oplet ataupun minibus lainnya dapat melayani daerah-daerah penyangga yang berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi seperti kawasan jerambah bolong-desa mekar jaya, kawasan talang bakung-tangkit dan sekitarnya, kawasan kasang-kasang pudak-kumpeh dll. Sementara pangkalan ojek yang ada di persimpangan agar dapat didata dan diberdaya kedalam sistem transportasi umum terintegrasi di Kota Jambi. Angkutan ketek dapat dikembangkan agar lebih nyaman dan menunjang kegiatan wisata.
Jangkauan transportasi umum di Kota Jambi masih sangat terbatas. Diperkirakan jangkauan transportasi umum dibawah 50 %. Kedepan transportasi umum di Kota Jambi harus mampu mengjangkau semua wilayah di Kota. Ada beberapa wilayah yang menjadi perhatian yaitu kawasan perumahan yang luas seperti perumahan aur duri dan kawasan penyangga kota seperti jaluko, pudak, jerambah bolong –desa mekar jaya, talang bakung-tangkit, kenali ujung dan bahkan seberang kota jambi.
Pembenahan transportasi umum menjadi transportasi umum terintegrasi di Kota Jambi bertujuan untuk meningkatkan proporsi pengguna kendaraan umum, yang saat ini cenderung menurun tajam. Mimpi agar kendaraan umum kembali menjadi primadona dapat menjadi kenyataan.
PR besar pembenahan transportasi umum di Kota Jambi harus mampu diselesaikan oleh walikota Jambi yang baru. Terutama bila menyinggung visi da misi salah satu calon walikota jambi yang ingin mewujudkan Kota Jambi BAHAGIA. Pembenahan sektor transportasi umum di Kota Jambi memiliki urgensitas yang tinggi karena berkaitan dengan upaya peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kualitas masyarakat di Perkotaan yang menjadi salahsatu misi utama yang ingin diwujudkan.
Pembenahan transportasi umum di Kota Jambi tidak hanya bicara tentang memindahkan manusia dari satu tempat ke tempat lain tetapi juga secara komprehensif turun mendorong peningkatan kepastian penghasilan para pekerjaan transportasi seperti supir dan kernek, tetapi juga dapat menekan salah satu “pendarahan” terbesar rumah tangga yaitu aspek biaya mobilitas masyarakat perkotaan.
Pembenahan transportasi umum di Kota Jambi diharapkan dapat menunjang dan bersinergi dengan program kampung bahagia, kawasan –kawasan budaya seperti kawasan pengrajin batik, kawasan pesantren dan mendukung pemanfaatan tata ruang perkotaan lainnya.
Pemerintah Kota Jambi harus mengambil peran yang besar dalam pembenahan transportasi umum tidak hanya berkaitan dengan potensi ekonomi yaitu terbentuknya BUMD tetapi juga jauh depan yaitu terciptanya kota jambi bahagia yang hijau, smart dan berkelanjutan, sehingga menjadi Legasi bagi walikota jambi kedapan.(Red)
Kemas PIrdaus, SH
Dewan Penasehat KAHMI Muaro Jambi
Ketua Jambi Enviromental Community (JEC).
Pendiri BERDIKARI : Lembaga Masyarakat Kemiskinan Kota dan Desa Provinsi Jambi
Discussion about this post